Selasa, 15 Januari 2013

GLOBALISASI DAN SDM
Istilah globalisasi sebenarnya sudah sering dipergunakan sejak beberapa tahun terkhir ini. Bahkan tidak sedikit pelaku bisnis di dunia dan juga di Indonesia yang sudah memahaminya. Namun, implikasi globalisasi pada manajemen sumber daya manusia tampaknya masih kurang diperhatikan secara proporsional karena tolok ukur keefektifannya kurang memiliki keterkaitan langsung dengan strategi bisnis. Fakta menunjukkan bahwa peranan manusia dalam menunjang pengimplementasian suatu strategi perusahaan, SBU (Strategic business Unit) maupun fungsional sangat penting dan menentukan. Pada abad 21 ini pelaku bisnis harus pula mampu mengintegrasikan semua dimensi lingkungan hidup sebab masyarakat akan “menuntut” tanggung jawab perusahaan akan factor lingkungan tersebut.  Capra (1997) mengemukakan bahwa penggeseran paradigm mekanistik ke paradigm holistic akan terus berjalan dengan sendirinya. Pelaku bisnis harus tanggap menghadapi berbagai isu tersebut dengan bijaksana. Selain itu, flexibility dan continous learning merupakan karakteristik yang sangat penting dan yang sudah perlu dipertimbangkan oleh pelaku bisnis untuk menjawab tantangan dari perdagangan bebas yang semakin kompetitif. Globalisasi adalah suatu kenyataan dan akan mempunyai dampak langsung maupun tidak langsung pada kebanyakan aspek bisnis di Indonesia. Untuk memenangkan persaingan di pasar global, perusahaan harus berupaya membuat atau memunculkan produk baru yang inovatif, komitmen karyawan/karyawati, pengelolaan perubahan melalui kerja sama kelompok.mendapatkan calon karyawan yang berkualitas dan professional di Indonesia tidak selalu mudah. Hal tersebut disebabkan antara lain karena ketidaksesuaian antara job requirements dengan kompetensi calon. Bajak-membajak tenaga professional danheadhunting masih masih sering terjadi sampai saat ini.berdasarkan kenyataan ini, sedini mungkin SDM handal dan berkompetensi tinggi harus disiapkan. Menurut BPS (2000), Pada tahun 1999 dari 1.2 juta pencari kerja yang memenuhi persyaratan untuk 0,5 juta lowongan kerja itu hanya 0,4 juta orang.sumber daya manusia merupakan penggerak roda pembangunan. Jumlah dan komposisinya terus berubah berkaitan dengan proses demografis.dunia bisnis akan semakin berorientasi global terlebih lagi jika implementasi perdagangan bebas semakin menjadi kenyataan. Kompetisi akan semakin ketat dan tuntutan dunia meningkat. Taylor (1994) mengemukakan beberapa tindakan yang  harus dilakukan dalam melakukan transformasi organisasi agar berhasil dan siap menghadapi masalah-masalah di masa depan .

KESIMPULAN
Dengan dimulainya perdagangan bebas yang antara lain : Diawalinya realisasi persetujuan AFTA, pemerintah dan pelaku bisnis harus siap menghadapinya dengan mempersiapkan strategi bisnis dan khususnya SDM agar kita mampu bersaing dalam skala dunia. Mutu SDM harus berorientasi kedepan, sebab itu continuous learning, fokus pada tim, “empowerment, kreatif, mengaplikasi paradigmalearning organization —- the right man on the right place, at the right time, and the right company perlu diaplikasi.
Profesioanalisme manajemen, sistem informasi, budaya perusahaan yang tepat, pemanfaatan teknologi, strategi fungsional lainnya perlu terpadu dan mendukung pelaksanaan human resources practices yang sejalan dengan strategi SDM, strategi perusahaan, visi dan misi, disertai kepemimpinan yang handal, bermotivasi, berwawasan luas yang didukung oleh SDM yang berkualitas dan berorientasi padalearning organization akan memungkinkan perusahaan menghadapi persaingan bisnis dengan lebih percaya diri.
   Ditingkat makro, dalam menghadapi tantangan globalisasi perusahaan atau pelaku bisnis, pemerintah atau akademisi perlu mengembangkan tenaga kerja nasional melalui program-program terpadu dan nyata seperti misalnya penyusun kurikulum pendidikan yang mengacu pada dunia usaha, dan memberikan pelatihan-pelatihan praktis. Kendati, tugas cukup berat, kita harus optimis dan segera menentukan dan menjalankan strategi yang tepat dalam meningkatkan mutu SDM atau tenaga kerja ditingkat nasional kita agar kita tidak tertinggal jauh dalam percaturan bisnis dunia.



Dalam kehidupan sehari hari Kita sering mendengar tentang istilah etika dan moral. Tapi sebenernya yang dimaksud dengan etika dan moral itu apa?

Etika

    Apa yang di maksud dengan etika? Etika dalam bahasa Yunani kuno yaitu "ethikos", yang berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah,baik, buruk, dan tanggung jawab.     St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).

    Etika bisa dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.Untuk itulah diperlukan etika, untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.



Moral
adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi. Individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sangat sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah, di dalam keluarga atau pun di dalam lingkungan, dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.

Moral di pakai untuk perbuatan yang sedang di nilai, sedangkan etika di pakai untuk system nilai yang Ada.

Sumber: