Minggu, 31 Maret 2013

CERPEN

NONI, ONTHELKU



Hari ini hari pertamaku mengaji. sebenarnya aku malas sekali. tapi ibu memaksaku. ibu benar benar tidak mengerti keadaanku. sepulang sekolah aku masih capek. aku harus mengaji. mana tempatny jauh,harus jalan kaki satu jam. seringkali dengan setengah hati aku melangkahkan kakiku.
siang itu sepulang sekolah ibu menyambutku dengan senyman hangatnya. ada apa ini? tumben tumbennya ibu seperti ini.
waktu aku tanya,ibu cuma menyuruhku mengikutinya.
kata beliau,ibu punya sepeda untukku.
aih,betapa senangnya hatiku....
aku tidak sabar melihatnya.
saat sepeda itu sudah di depanku,aku agak kecewa. kecewa berat malahan.
kenapa ibu memberiku sepeda onta tua??
tidak bisa kubayangkan betapa malunya aku nanti jika menaikinya.
ga gaul,kuno,ketinggalan jaman dan seperti aki aki jaman dulu aja.
tapi aku tidak mau menunjukkan rasa kecewaku di depan ibu. aku pura pura senang.

tiap hari aku mengaji bersama sepeda tuaku. walaupun menahan malu,tetap aku pakai. kalau musim hujan lebih susah lagi. karena satu tanganku harus memegang payung. belum lagi kalau ada angin.
wuuuuuuussssshhhh..... rasanya seperti mau terbang.
tambah jengkel aje.
Aku mulai terbiasa menggunakannya.
setahun kemudian ibu meninggal.
Aku terbebas dari aktifitas mengajiku. karena sudah tidak ada lagi yang menyuruhku. AKU BEBASSSS!!!! YESSS
Otomatis juga sepeda ontaku nganggur di gudang.
penuh debu,berkarat,kusam,tidak terawat.
karena iba akupun membersihkannya. mengecat ulang sepedaku.
terlihat baru,meskipun tetap tua.
kadang kadang saja aku memakainya.

Aku mempunyai 4 sahabat,ternyata mereka penggemar sepeda tua.karena sering bersama sama,aku jadi ketularan hoby mereka. kini,ku sayangi sepeda tuaku. kemana mana aku dan sepedaku selalu bersama.
kuberi dia nama,"NONI". Biar kesan belanda dan tuanya tetap ada..hehehehe :p
Teman temanku juga menyayangi Noni. tiap ada kesempatan kami selalu mengelilingi desa dengan sepeda tua kami.
sudah setahun lebih kebersamaan kami.
Oia,kami juga mempunyai nama untuk komunitas kami. namanya ONTHEL TUWIR. Kami tidak hanya berteman,tapi sudah seperti saudara. saling membantu sudah menjadi hal yang biasa diantara kami.

Hari itu aku pulang sekolah.
Ketika aku hendak membersihkan Noni,aku kaget sekali. Noniku tidak ada di tempatnya.
Dimana Noniku?????
kucari cari di sudut rumahku,di setiap ruangan kutelusuri. aku tanyakan pada abangku. dengan entengnya abangku telah menjualnya ke toko sepeda bekas. ingin kumaki abangku. tapi kucoba menahan emosiku.
Aku berlari mencari toko sepeda bekas itu.
Oh,Noniku masih di sana. aku sedikit lega. ingin kuajak Noni pulang bersamaku. tapi itu tidak mungkin. aku harus punya cukup untuk bisa membawanya.
aku pulang dengan perasaan kalut.
sudah beberapa hari ini aku tidak keluar rumah. teman teman mencoba menghubungiku. aku tidak menggubris mereka. pikiranku cuma ke Noniku.
aku berusaha mengumpulkan uang dari sebagian uang jajanku yang tidak seberapa dan tabunganku. aku sudah bekerja sambilan untuk menambah pundi pundi uangku. belum berhasil juga. masih kurang banyak.
aku semakin gelisah. tiap hari aku mengintip Noniku. takut kalau Noni diambil orang. untunglah Noni masih anteng di situ.
sabar ya Noni sayang.....
aku semakin sedih ketika tahu bahwa dulu ibu membelikanku sepeda dengan susah payah. pinjam uang tetangga. sampai harus menggadaikan kalung satu satunya perhiasan ibu.
Maafkan aku ibu,aku tidak bisa menjaga Noni.
ah,abangku memang tidak berperasaan.

Sudah genap sebulan aku tanpa Noni. hidupku sepi. aku semakin cemas. aku memutuskan menengok Noni di Toko sepeda itu. sebagai pelepas rinduku padanya. aku terlonjak kaget saat mendapati Noni sudah tidak ada.
Ya Allah,aku terlambat menyelamatkan Noni. harusnya aku lebih cepat mengumpulkan uang.
penyesalanku sia sia.
dengan berderai airmata,ku langkahkan kaki ke rumah.
saat aku berjalan,aku seperti mendengar suara Noniku. ah,munhkin itu cuma perasaanku saja.
Kring..... kring.....
suara itu begitu jelas terdengar dari arah sampingku. aku menoleh.
Aku hampir tidak percaya. Noni di sampingku. Dan yang lebih mengejutkanku lagi,ternyata yang membawa Noni-ku adalah sahabat sahabatku. mereka mengembalikan Noni kepadaku. Sahabat sahabatku membelikan Noni buat aku. tanpa sepengetahuanku.
Ayeeeeee..... akhirnya Noni kembali kepelukanku. tak bosan bosannya aku mengelus elus Noni-ku.
Terima kasih teman teman....
Aku janji akan menjaga NONIKU SAYANG ....

CERPEN KOMUNITA ONTHEL TUWIR JEPARA